Sang maestro, Helmy Yahya, tak lama lagi menyapa Australia. Tak tanggung-tanggung, tiga kota akan disambangi: Melbourne, Canberra, dan Sydney.
Kunjungan Helmy ke Australia bukan dalam konteks wisata. Tepatnya, ia akan memberikan kuliah umum mengenai entrepeneurship. Kewirausahaan. Ia akan menantang kita untuk menjadi entrepreneur. “Who wants to be an entrepreneur?”
Sosok Helmy Yahya jelas sudah dikenal luas di publik. Jadi mungkin seperti menggarami laut jika melalui tulisan ini sosok tersebut ditulis kembali. Lagipula, siapa juga saya yang bisa menceritakan siapa dia.
Namun, perjalanan di satu mobil dengan Helmy Yahya suatu hari di bulan Agustus tahun lalu masih terngiang di ingatan saya. Singkat cerita, saya berkesempatan ngobrol panjang lebar dalam perjalanan dari Jakarta menuju Bandung. Tujuan akhir kami sebetulnya berbeda. Namun karena ada yang perlu didiskusikan, akhirnya jadi berbincang banyak hal (juga dengan seorang rekan bisnis Helmy lainnya).
***
Dalam perjalanan 3-4 jam tersebut, banyak hal yang bisa dipelajari dari seorang Helmy:
Semangatnya? Mungkin sulit dilukiskan dengan kata. Hidup susah di masa kecil membuat dirinya menjadi pribadi pejuang yang kelak menorehkan banyak prestasi.
Prinsip hidupnya? Ia berusaha untuk terus berkarya, memberikan sesuatu bagi masyarakat.
Kebahagiaan? Keluarga tetap menjadi sumber kebahagiaan, walau kontribusi bagi masyarakat juga memberikan kebahagiaan tersendiri.
Cita-cita? Nanti silahkan tanya sendiri kepada beliau yaaa:).
***
Terkait entrepreneurship, Helmy merupakan sosok yang kenyang pengalaman. Proses bisnis yang naik turun pernah ia alami. Menghadapi para penipu pun tak jarang ia alami.
Karena itu pula ia sedang berikhtiar menulis beberapa buku entrepreneurship, salah satunya berjudul “Business Soulmate”. Tepatnya, ia ingin berbagi mengenai kiat mencari rekan bisnis.
Helmy juga terus bersemangat membagi virus entrepreneurship kepada banyak pihak. Ia, misalnya, dikontrak sebuah perusahaan multinasional untuk memotivasi ribuan karyawannya agar memiliki jiwa entrepreneurship. Jika kita mengikuti linimasa di akun twitter @helmyyahya, terlihat sekali betapa membekas bakaran semangat yang dikobarkan Helmy.
Karenanya, saatnya bagi kita, apapun profesi dan semangat yang dimiliki, untuk belajar lebih jauh dari seorang Helmy. Di Melbourne, kuliahnya bertempat di KJRI, 28 Juli. Di Canberra bertempat di kampus ANU, 30 Juli. Dan di Sydney ia akan menggetarkan KJRI, 1 Agustus.
Selamat dan terima kasih kepada PPIA ANU, serta PPIA lainnya di Melbourne dan Sydney, atas inisiatif dan kerja kerasnya. Your contribution to Indonesia is worth mentioning.
Salam entrepreneurship. ***
(photo: PPIA ANU; detikhot.com)